Pahami Kapasitas dan Kendala Petani-Penyuluh, BSIP Kalsel Laksanakan FGD Layanan Konsultasi Padi
BARITO KUALA (bsip-kalsel) --- Kegiatan Layanan Konsultasi Padi (LKP) di Provinsi Kalimantan Selatan dalam upaya mempercepat diseminasi aplikasi digital pertanian terutama di lahan rawa pasang surut terus dilakukan. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan penggalian informasi terkait dengan pemahaman dan kendala yang dihadapi oleh petani dan penyuluh terhadap akses alat digital pertanian. Penggalian tersebut dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD) dan Key Informant Interview (KII) yang dilaksanakan Selasa, 01 Agustus 2023 di BPP Rantau Badauh Kabupaten Barito Kuala.
Focus Group Discussion (FGD) LKP berfokus pada penggalian informasi terhadap para petani di sekitar lokasi kegiatan. Para peserta yang terdiri dari petani pria (5 orang), petani wanita (1 orang) dan petani milenial (2 orang) dihadirkan dari tiga kecamatan bersebelahan yang menjadi lokasi LKP di Kabupaten Batola. Sedangkan KII berfokus pada penggalian informasi terhadap para penyuluh, baik penyuluh swadaya, penyuluh tingkat kecamatan, penyuluh tingkat kabupaten maupun penyuluh tingkat provinsi.
Dibuka langsung oleh Kepala BSIP Kalimantan Selatan Dr. Ahmad Subhan, M.Sc, FGD ini berlangsung hangat dan meriah. Dalam sambutannya Kepala BSIP Kalsel menyampaikan bahwa kegiatan RCM ini merupakan kegiatan kerjasama antara BSIP dengan IRRI yang berpusat di Filipina. Tujuannya adalah mendiseminasikan salah satu alat digital pertanian yang disebut LKP, terutama di wilayah Kalimantan Selatan yang memiliki agroekosistem lahan rawa pasang surut.
Pada saat sesi demo aplikasi LKP, petani yang melihat langsung menyampaikan bahwa aplikasi ini cukup mudah untuk digunakan. Mereka juga menyampaikan bahwa rekomendasi yang dikeluarkan oleh LKP cukup sesuai dengan apa yang umumnya dilakukan terhadap pertanaman padi mereka sebelumnya. Namun disisi lain, disampaikan juga berbagai kendala aplikasi hasil rekomendasi terhadap lahan rawa pasang surut, terutama terkait dengan manajemen air di lahan yang lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan lahan irigasi, lahan kering maupun lahan tadah hujan.
Berbagai hal yang disampaikan baik pada saat FGD maupun KII akan menjadi masukan bagi penyempurnaan aplikasi LKP kedepan. Sehingga harapannya, aplikasi LKP selain mampu memberikan rekomendasi yang akurat, namun juga lebih mudah digunakan oleh para petani yang belum seluruhnya mampu mengakses alat pertanian digital dengan baik.