Sorgum: Tanaman Pangan Alternatif Kini ada di IP2TP Banjarbaru
BANJARBARU (bsip-kalsel) --- Sorgum yang sering disebut sebagai tanaman pangan alternatif pengganti gandum sangat potensial dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini diketahui dapat beradaptasi pada lahan marjinal dan memerlukan air yang lebih sedikit karena lebih toleran terhadap kekeringan. Hal ini sesuai dengan kondisi cuaca di Indonesia saat ini yang sedang terjadi El Nino.
Kini, sorgum sedang ditanam di IP2TP Banjarbaru-BSIP Kalimantan Selatan dan telah berumur sekitar 30 HST. Teknik penanamannya dilakukan secara langsung dengan menyebar benih ke lubang tanam yang telah disiapkan dan ditanam secara monokultur. Selanjutnya dilakukan pemupukan nitrogen pertama pada umur sekitar 10 hari dan pemupukan kedua pada 3-4 minggu setelah tanam. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan pemupukan kedua atau tiga sampai empat minggu setelah tanam atau sebelumnya.
Ketersediaan air perlu diperhatikan terutama saat kondisi kering (El Nino) seperti saat ini, sehingga upaya penyiraman dilakukan jika tanaman dalam kondisi kekurangan air. Selain itu pada umur sekitar 3 minggu setelah tanam, sorgum yang ditanam terindikasi terkena serangan ulat grayak. Oleh karena itu diantisipasi dengan penyemprotan hama ulat grayak untuk mematikan serangan. Pengendalian hama dan penyakit, dilakukan jika tanaman menunjukkan gejala-gejala serangan. Cara dan waktu pengendalian bergantung pada jenis hama dan penyakit yang menyerang.
Sorgum yang ditanam di IP2TP Banjarbaru ini diperkirakan dapat dipanen saat umur 4 bulan. Dalam menyambut acara HUT BSIP Kementerian Pertanian yang ke-1, BSIP Kalimantan Selatan akan menggelar acara di IP2TP Banjarbaru dan sorgum dapat menjadi koleksi tanaman pangan yang menjadi obyek show windows bagi pengunjung.