Siraman Rohani Pegawai BSIP Kalsel: Makna Maulid bagi Umat Rasulullah SAW
BANJARBARU (bsip-kalsel) --- Masih dalam suasana Maulid Nabi, BSIP Kalimantan Selatan menyelenggarakan kegiatan siraman rohani bagi seluruh staf yang berada di lingkup BSIP Kalimantan Selatan. Bertempat di Gedung Serba Guna BSIP Kalimantan Selatan, para pegawai baik ASN, PPNPN, maupun UHL serta siswa/mahasiswa magang mengikuti acara ini pada Kamis, 19 Oktober 2023.
Kepala BSIP Kalimantan Selatan, Dr. Ahmad Subhan, MSc dalam sambutannya menyampaikan bahwa disela-sela kesibukan bekerja, kita harus senantiasa meluangkan waktu untuk menambah ilmu agama, karena dengan memiliki ilmu agama yang baik dapat membuat hidup seseorang menjadi damai dan lebih baik.
“disela-sela kesibukan bekerja, kita perlu meluangkan waktu untuk belajar ilmu agama yang dimulai dari kesadaran diri sendiri. Semoga ke depannya ada kegiatan siraman rohani rutin dan terjadwal bagi para pegawai,” ucapnya.
Pada acara inti, siraman rohani disampaikan oleh Ustadz Obay Sobari dari Bogor. Dalam ceramahnya beliau menyampaikan tentang keistimewaan Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Obay menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang menjadi magnet dunia dalam hal kehidupan. Dijelaskan juga dalam bulan Rabi’ul Awwal terdapat tiga peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW yaitu kelahiran, hijrah nabi, dan wafatnya nabi. Ketiga peristiwa tersebut memiliki makna yang penting bagi umat Nabi Muhammad SAW.
“keistimewaan Nabi Muhammad SAW dilahirkan adalah sebagai penutup para Rasul dan Nabi yang berjumlah ribuan, maknanya adalah sebagai umat nabi, kita menyadari bahwa memiliki potensi yang luar biasa di mana lebih unggul dibanding umat nabi sebelumnya,” ucapnya.
Sebagai umat nabi yang terlahir dengan potensi yang luar biasa karena harus menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang luar biasa. Oleh karena itu sebagai pegawai kita harus bekerja dengan giat dan penuh tanggung jawab karena sedang diamanahkan oleh tugas dan pekerjaan yang tidak biasa. Namun apabila hanya memiliki potensi diri yang biasa saja, hal tersebut patut untuk direnungi kembali.
Dalam memaknai Maulid Nabi, esensi yang dapat diperoleh sebagai umatnya antara lain bagaimana terlahir dengan potensi yang luar biasa, bagaimana berhijrah dalam menjalani kehidupan, dan bagaimana diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah.(/fhw)